Resume Kuliah Kapita Selekta Teknik Fisika Minggu ke-14

Pemateri: Nugroho Wibisono (TF 98)

Tanggal : 6 Desember 2013

 

Safety Instrumented System (SIS) Design Lifecycle in Oil & Gas Industry

Seluruh kegiatan yang dilakukan manusia pasti memiliki resiko kecelakaan baik dalam skala kecil maupun besar. Begitu pula pada industri oil & gas yang memiliki banyak proses dan menggunakan berbagai instrument. Sistem pengamanan mutlak diperlukan untuk mencegah maupun meminimalkan resiko kecelakaan tersebut. Beberapa contoh kecelakaaan industri yang terkenal di dunia diantaranya yaitu kebakaran besar di Piper Alpha NorthSea (UK) serta ledakan dan kebakaran hebat yang terjadi di Bhopal India. Dari hasil identifikasi beberapa kasus kecelakaan yang pernah terjadi, diperoleh data bahwa penyebab utama kecelakaan adalah 44% akibat spesifikasi instrument yang kurang baik, 15% dari desain dan implementasi, serta 6% akibat kesalahan pada instalasi peralatan. Selain itu 35% lainnya disebabkan oleh perjalanan proses industri seperti operasi, maintenance, serta perubahan-perubahan setelah pabrik beroperasi.

Besarnya pengaruh perancangan sistem industri terhadap keamanan keberlangsungan industri tersebut membuat perancang harus benar-benar mempertimbangkan faktor safety selama merancang suatu pabrik. Faktor safety tersebut diimplementasikan dalam beberapa protection layers sebagai berikut:

 Image

Setiap layer tersebut berfungsi untuk menghindari adanya kecelakaan. Namun pada kenyataannya, setiap layer pasti memiliki celah sehingga kecelakaan masih mungkin terjadi. Besar-kecilnya celah yang dapat ditembus bergantung pada proses desain sistem safety tersebut. Berikut ini adalah siklus desain sistem safety yang diatur pada ISA no 84.00.01-2004 Part 1:

  1. Process Hazzard Analysis
  2. Design and Detail Engineering

–          Select Technology ( Device Failure Rate, Certification, Read Safety Manual)

–          Select Architechture (Degree of fault tolerance)

  1. Installation & Commisioning
  2. Maintenance

Jenis SIS dibedakan berdasarkan tingkat kehandalannya dan tingkat urgensinya, yang disebut SIL (Safety Integrated Level), yaitu:

Safety Integrated Level (SIL)

Safety Availability

Probability of Failure on Demand (PFD)

Risk Reduction Factor (RRF)

SIL4

>99.99%

0.001% to 0.01%

100,000 to 10,000

SIL3

99.9% to 99.99%

0.01% to 0.1%

10,000 to 1,000

SIL2

99% to 99.9%

0.1% to 1%

1,000 to 100

SIL1

90% to 99%

1% to 10%

100 to 10

 

 

LIQUID CRYSTAL DIGITAL

LCD (Liquid Crystal Display) adalah teknologi layar digital yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. Penggunaan LCD sudah sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kalkulator dan jam tangan digital merupakan contoh LCD monokrom. Sedangkan LCD berwarna digunakan pada layar televisi, laptop, handphone, dan beberapa peralatan elektronik sejenis. Jenis LCD berwarna biasanya menggunakan TFT (Thin Film Transistor) untuk menghidupkan setiap cell.Image

Prinsip Kerja LCD

Secara umum prinsip kerja dari LCD adalah mengaplikasikan sifat cahaya putih yang dapat diuraikan menjadi cahaya berwarna dengan sudut refleksi tertentu. Sederhananya, LCD terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan paling belakang adalah sumber sinar (backlight) yang menghasilkan cahaya putih. Cahaya putih tersebut kemudian dilewatkan pada filter pengatur (polarizing) berupa elektroda horizontal yang bertujuan agar cahaya dapat terpolarisasi. Cahaya yang telah terpolarisasi kemudian melewati lapisan yang berisi ribuan bintik kristal cair yang ditempatkan pada sebuah unit yang disebut cell. Setiap sel dijajarkan membentuk barisan pada layar; satu cell atau lebih akan membentuk satu pixel (ukuran titik terkecil pada sebuah layar). Pada LCD berwarna, setiap pixel menyimpan tiga unit sel yang memiliki filter merah, hijau, dan biru (RGB/red-green-blue). Fungsi dari kristal cair pada LCD adalah untuk memfilter dengan cara mengatur refleksi cahaya. Kristal cair dapat bergerak membentuk sudut tertentu untuk melewatkan cahaya yang diinginkan. Sumber elektrik di sekeliling LCD membentuk sebuah medan elektrik yang akan menggetarkan molekul kristal, sama seperti medan magnet yang mempengaruhi molekul metal. Kombinasi posisi sudut dari kristal-kristal pada unit sel akan melewatkan warna tertentu yang akan ditampilkan pada layar. Setalah melewati kristal cair, cahaya akan diterima oleh elektroda display yang disusun vertikal (tegak lurus dengan elektroda bagian belakang).

Pada LCD monokrom seperti pada kalkulator dan jam digital, kristal cair hanya bertugas melewatkan maupun menghalangi semua sumber cahaya backlight. Untuk melewatkan cahaya, kristal harus membuka selebar-lebarnya, sedangkan untuk menahan cahaya, susunan kristal harus menghalangi seluruh cahaya.

 ImageImage

Material LCD

Secara umum LCD disusun atas lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan elektroda transparan Indium Tin-Oxide (ITO). ITO merupakan paduan material inorganik oksida yang terdiri atas sepersepuluh timah oksida dan sisanya indium oksida. Material ITO digunakan untuk menunjukkan performa tinggi dari segi transparansi terhadap cahaya tampak dan tingkat konduktifitas yang tinggi. Material inorganik oksida, atau unsur yang bersenyawa dengan oksigen, pada ukuran yang sangat tipis bersifat tembus cahaya. Hal ini dikarenakan adanya celah energi (gap) antara pita valensi dengan pita konduksi yang jamak terdapat pada material semikonduktor. Berbeda dengan logam yang tidak memiliki celah energi, dalam material semikonduktor celah ini mengahalangi pergerakan elektron dari pita valensi ke pita konduksi.

Indium Tin-Oxide (ITO)  adalah salah satu jenis dari Transparent Conducting Oxide (TCO) yang dipakai untuk keperluan komersial. Karena sifatnya yang transparan dan konduktif, material TCO berperan sebagai lapisan luar sekaligus lapisan elektroda (kutub negatif dan positif) yang mengalirkan arus listrik dari sumber arus searah DC sekaligus berfungsi sebagai lapisan yang meneruskan gambar ke mata pengguna. Sifat konduktif TCO disebabkan oleh karakteristik ikatan kimiawinya yang berjenis ikatan ionik yang memungkinkan atom terlepas dengan sendirinya dari posisi normalnya ke posisi lain yang pada akhirnya menyebabkan pula elektron terlepas pula di dalam struktur oksida tersebut. Seiring banyaknya atom yang terlepas dari posisi normalnya maka semakin banyak pula jumlah elektron di dalam material TCO, sehingga apabila kita mengalirkan arus listrik ke material tersebut, maka elektron tersebut akan menghantarkan arus listrik sehingga material ini bersifat konduktif.

LCD telah mengalami beberapa kali penyempurnaan sehingga terdiri dari berbagai macam jenis dengan kualitas yang juga semakin meningkat. Awalnya, LCD sering digunakan pada layar-layar sederhana seperti layar kalkulator. Pada LCD jenis ini layar hanya berisi cairan yang dapat dipolarisasi dengan bantuan arus listrik, sehingga cahaya dapat tembus melalui cairan (transparan) atau sebaliknya cahaya diblokir tidak tembus (tidak transparan). Sedangkan untuk jenis LCD yang digunakan pada layar-layar device keseharian kita seperti handphone, laptop, maupun TV, LCD terdiri dari pixel yang terbagi menjadi 3 sel dengan warna dasar RGB. Agar warnanya terlihat, maka dibelakang panel LCD tersebut harus ada sumber cahaya. Sumber cahaya ini disebut dengan Back Light dan yang digunakan adalah lampu Cold Cathode Fluorescent Lamp (CCFL) atau biasa disebut sebagai lampu neon.

Terdapat ribuan pixel atau elemen pada LCD dan setiap pixel ini mempunyai satu transistor untuk bisa menyalakan maupun mematikan pixel tersebut. Transistor ini terbuat dari bahan silicon yang dibentuk menjadi kristal tipis. Kristal ini kemudian dibentuk dengan PECVD (Plasma-Enhanced Chemical Vapor Deposition) gas silane untuk menghasilkan film silicon amorf. PECVD adalah proses pengendapan lapisan film yang dalam fasa gas dan mengubahnya menjadi fasa solid. Polycrystalline silicon atau disebut juga dengan Low Temperature Poly Si (LTPS) adalah bahan yang digunakan dalam LCD untuk meningkatkan kualitas performa gambar.

Untuk bagian panel sendiri, LCD memiliki panel yang terbuat dari bahan plastik/acrylic transparan sehingga terasa lunak saat disentuh.

Image 

Bahan utama dan terpenting dalam LCD tentu saja liquid crystal atau kristal cair. Kristal cair merupakan sebuah fasa baru diantara padat dan cair yang pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani Austria, F. Renitzer pada tahun 1888. Kristal ini memiliki struktur molekul seperti cair namun lebih rapat dan lebih teratur. Jika dilihat, kristal cair berbentuk seperti cairan putih yang keruh.

Image 

Terdapat berbagai macam kristal cair yang telah dikembangkan sampai sekarang, dan tipe kristal cair yang sangat cocok untuk LCD adalah kristal cair nematik (kristal cair berbentuk benang). Kristal cair benang ini memiliki molekul-molekul tersusun sejajar bergerak bebas dalam tiga dimensi tetapi hanya berputar pada sumbu panjangnya. Orientasi molekul dalam lapisan tipis kristal cair nematik mudah diubah melalui tekanan dan medan listrik. Orientasi yang telah diubah ini mempengaruhi sifat optik dari lapisan. Selain itu kristal cair tipe ini mempunyai kestabilan yang lebih tinggi dibandingkan bahan lainnya juga memiliki rentang suhu yang lebar.

 

Kristal cair dapat dibentuk dengan cara memanaskan kristal yang terbentuk dari satu atau campuran lebih dari dua senyawa. Namun tidak semua senyawa memiliki sifat kristal cair. Kristal cair muncul dalam rentang suhu dimana kristal meleleh sampai suhu dimana kristal mencair sepenuhnya. Untuk LCD, seperti yang telah dijelaskan di atas, lebih banyak menggunakan Indium Tin-Oxide ITO sebagai bahan krisal cair ini.

 

 

Sintesis Indium Tin-Oxide

Banyak cara dalam mensintesis Indium Tin-Oxide dalam bentuk kristal maupun nanokristal. Yang paling terkenal adalah metode hidrotermal. Metode hidrotermal ini menempatkan campuran berbentuk gel dari larutan asam hidrochloric dari logam indium dan timah dengan larutan hidrous sodium hidroksida ke dalam autoclave hidrotermal pada suhu 240 ᵒC selama 12 jam. Selanjutnya setelah melewati proses sentrifugasi dan pencucian, sol di keringkan pada suhu 80 ᵒC selama 12 jam. Terakhir,  sampel akan melalui proses penyinteran pada suhu 500 ᵒC  selama 2 jam. Untuk membuat Indium Tin-Oxide yang diharapkan, maka harus dilakukan pemanasan lebih lanjut pada suhu tertentu

 

Cara lain dalam mensintesis ITO adalah dengan metode pechini yang telah dimodifikasi. Yang dilakukan pertama kali adalah mengubah logam indum menjadi indium nitrida dengan cara melarutkannya dalam asam nitrat. Indium nitrida ini lalu ditambahkan ke dalam hidrous timah klorida, anhidrous asam sitrat, dan etilena glikol. Molar rasio dari indium ion di jaga sebesar 12%. Semua substrat yang telah dilarutkan kedalam air yang telah di deionisasi, di campur di dalam ultrasonic cleaner dan menghasilkan larutan transparan. Larutan ini dijaga pada suhu 80 ᵒC sampai pembentukan resin. Resin yang terbentuk akan melalui proses penyinteran pada suhu 600 – 900 ᵒC.

 

Sumber :

http://www.en.m.wikipedia.org/wiki/Liquid_crystal_display

http://en.wikipedia.org/wiki/Plasma-enhanced_chemical_vapor_deposition

https://www.facebook.com/notes/mitra-maju-electronic/tv-crt-plasma-lcd-dan-led/10150167070648738

http://www.iopscience.iop.org/1742-6596/146/1/012033/pdf/jpconf9_146_012033.pdf

http://www.newbie2571.wordpress.com/2008/10/14/cara-kerja-monitor-lcd-liquid-cristal-display/

http://www.madehow.com/Volume-1/Liquid-Crystal-Display-LCD.html#b

http://www.maxcom.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=12:cara-kerja-lcd-monitor&catid=9:informasi&Itemid=18

http://plc.cwru.edu/tutorial/enhanced/files/lc/intro.htm

http://www.wtec.org/loyola/dsply_jp/c2_s2.htm

http://www.youtube.com/watch?v=O3aITfU_UvE&feature=youtube_gdata_player

 

Resume Kuliah Kapita Selekta Minggu ke-13

Pemateri: Deddy Dwiyana (Financial Planner)

Tanggal : 29 November 2013

 

Arrange your financial, secure your future

Seorang remaja yang masih dalam tanggungan orang tua, umumnya tidak terlalu memperhatikan masalah penataan keuangan. Kebanyakan orang baru mulai merencanakan cashflow ketika sudah menikah. Perencanaan keuangan adalah proses mencapai tujuan hidup melalui manajemen keuangan secara terintegrasi dan terencana. Perencanaan keuangan bukanlah hal yang mudah, semakin lama kebutuhan manusia semakin meningkat dan semakin sulit menentukan prioritas. Untuk itu, mulai banyak muncul ide bisnis jasa financial planner.

Pada dasarnya pengeluaran yang umum dihadapi keluarga muda adalah cicilan tempat tinggal (prioritas), investasi (emas,reksadana,dll), asuransi, biaya pendidikan anak, dan rencana lain yang belum terintegrasi. Inflasi dan peningkatan kebutuhan di masa mendatang menuntut kita untuk merencanakan keuangan sebaik mungkin. Berikut ini siklus penggunaan uang umum pada manusia. Mulai usia 35 tahun, orang mulai menabung hingga usia 55 tahun. Diatas usia 55 tahun adalah masa mengeluarkan banyak uang terutama untuk kesehatan.Image

 

Proses perencanaan keuangan oleh financial planner dimulai dengan perjanjian/kontrak sesuai dengan keinginan pengguna jasa. Customer bebas memilih jenis perencanaan yang diinginkan. Perencanaan menyeluruh meliputi manajemen resiko, investasi, pajak, pendidikan anak, hingga warisan. Kemudian planner akan melakukan evaluasi awal yaitu pendataan aset/kekayaan dan arus kas. Hutang konsumtif (kartu kredit) merupakan hal pertama yang harus dilunasi dan ditekan penggunaannya. Cash flow harus dipastikan positif untuk mulai merencanakan keuangan. Barulah dilakukan penentuan tujuan keuangan misalnya untuk tabungan pensiun, pendidikan, membeli rumah, asuransi, kendaraan, dan lain sebagainya. List tujuan yang telah dibuat harus dianalisis, ditentukan prioritas dan waktu pelaksanaannya, untuk kemudian dilakukan pengalokasian dana.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tujuan keuangan antara lain dana darurat, asuransi, dan investasi. Dana darurat yang harus didiapkan minimal 3kali lipat dibandingkan pengeluaran. Asuransi merupakan pembelian “rasa aman” oleh seseorang untuk membantu mengurangi dampak dari hal-hal yang tidak diinginkan. Investasi merupakan penyimpanan harta dalam bentuk benda/aset yang mengalami kenaikan nilai yang lebih besar dari inflasi.

Resume Kuliah Kapita Selekta Minggu ke-12

Pemateri: Yos Ginting (Director & Member of the board PT HM Sampoerna Tbk.)

Tanggal : 22 November 2013

 

How to Succeed in The Era of Globalization

“Latar belakang akademis seseorang tidak menjamin dimana orang tersebut ditempatkan dalam pekerjaannya, tidak mencerminkan bagaimana perusahaan menginginkan kontribusi dari orang tersebut.” Kalimat ini saya dapatkan ketika mengikuti kelas Kapita Selekta Teknik Fisika jumat lalu. Pembicara kali ini, pak Yos, merupakan salah satu orang yang memegang prinsip bahwa peningkatan kompleksitas suatu masalah,  hanya dapat diimbangi/diselesaikan oleh kenaikan “kapasitas” seseorang. Apa yang dimaksud kapasitas dalam hal ini?

Jadi , suatu permasalahan, terutama di dunia kerja, justru memerlukan penyelesaian dari orang yang memiliki kapasitas untuk menyelesaikan hal tersebut. Kapasitas yang dimaksud disini bukan ditentukan berdasarkan jurusan yang dipilih saat menuntut ilmu. Salah satu contoh di dunia kerja, seseorang yang bukan lulusan manajemen dapat menempati posisi sebagai manager. Hal ini dikarenakan kapasitas yang dimiliki orang tersebut mampu menempatkannya pada posisi itu. Pak Yos termasuk salah satu orang yang mengalami hal tersebut. Dengan basic ilmu Kimia murni, saat ini beliau dipercaya menjadi salah satu direktur di PT HM Sampoerna Tbk.

Isu yang banyak muncul saat ini adalah: Ada banyak perusahaan yang merasa sulit mendapatkan pekerja, namun banyak pula job seeker yang merasa sulit mendapatkan pekerjaan. Banyak perusahaan yang memerlukan orang untuk mengisi posisi penting, namun banyak orang yang kesulitan untuk mendapatkan posisi penting di perusahaan.

Jadi hal yang seharusnya kita temukan jawabannya adalah:

  • Apa yang sebenarnya dicari oleh perusahaan?
  • Seberapa besar kita dipandang oleh perusahaan?

Sebuah perusahaan merekrut karyawan dikarenakan perusahaan memiliki target yang ingin dicapai. Dalam pencapaian target tersebut, akan lebih mudah jika dilakukan bersama dalam sebuah organisasi. Sedangkan setiap organisasi pasti memerlukan orang untuk meraih peluang yang ada atau menyelesaikan problem yang muncul. Untuk melakukan tugas tersebut, diperlukan orang-orang dengan kapasitas yang memadai.

Setiap orang memiliki limit kapasitas. Kapasitas tersebut merupakan gift atau bawaan yang dimiliki seseorang, namun juga dapat dikembangkan seiring bertambahnya pengetahuan kita. Selain kapasitas, kunci kesuksesan seseorang ada pada kemampuannya beradaptasi. Kemampuan adaptasi seseorang terkadang merupakan bawaan, namun terkadang juga menjadi sebuah pilihan. Oleh sebab itu, kita sebagai orang yang paling mengerti diri kita, seharusnya mampu menyiapkan diri kita untuk dapat dipandang lebih oleh perusahaan. Setiap penawaran dari seseorang berarti kepercayaan dari orang tersebut bahwa kita mampu melaksanakan tugas yang diberikan. Untuk itu, kita harus siap menangkap peluang apapun yang menghampiri kita. “Its not my expertise, but I will give it a try. I know where is my limit”. Namun jangan sekali-kali melakukan sesuatu di luar batas kemampuan kita karena hasilnya tidak akan baik.

 

Safety Control Instrument dan Process Control Instrument pada Separator

PENDAHULUAN

Minyak yang dihasilkan dari proses pengeboran merupakan campuran dari minyak mentah, gas, dan air yang mengandung lumpur. Untuk itu diperlukan proses pemisahan minyak kotor tersebut menjadi produk-produk yang siap diolah lebih lanjut. Proses ini dilakukan dengan menggunakan separator. Separator memisahkan zat berdasarkan fasa zat tersebut. Dalam prosesnya, diperlukan beberapa pengontrolan agar dihasilkan proses pemisahan yang lebih baik. Beberapa variabel kontrol yang digunakan adalah flow, tekanan, temperatur, dan level.

 

TEORI DASAR

Separator adalah perangkat pemisah yang memanfaatkan gaya gravitasi. Desain pemisah didasarkan pada perbedaan berat jenis zat dan fasanya. Separator berupa tabung bertekanan yang mempunyai tipe berdasarkan bentuk dan fasa hasil pemisahannya. Berdasarkan bentuknya, separator memiliki tiga tipe yaitu :

  1. Separator tegak / vertikal

Digunakan untuk memisahkan fluida yang mempunyai GLR rendah dan/atau kadar padatan tinggi. Separator ini mempunyal kapasitas cairan dan gas yang besar.

 

  1. Separator datar / horizontal

Merupakan separator yang bentuknya memanjang kesamping. Fluida akan mengalir masuk menuju inlet, menabrak penghalang bersudut, kemudian mengenai kerangka separator.

  1. Separator bulat / spherical, didesain untuk mengoptimalkan penggunaan semua metode pemisahan gas dan cairan seperti pengendapan gravitasi, penurunan kecepatan, gaya sentrifugal dan kontak permukaan.

 

Berdasarkan fasa hasil pemisahanya jenis separator dibagi dua, yaitu:

  1. Separator dua fasa, mampu memisahkan fluida fasa gas dengan fasa cair pada suhu dan tekanan tertentu.
  2.  Separator tiga fasa, memisahkan minyak kotor menjadi fasa cairan yang memiliki berat jenis berbeda serta  fasa gas. Gas keluar dari valve bagian atas, fluida dengan berat jenis rendah dari tengah sedangkan fluida dengan berat jenis tinggi dari bawah.

 

PENGONTROLAN SEPARATOR

Masalah-masalah yang sering muncul pad proses ini antara lain:

  • Overpressure

Permasalahan ini disebabkan oleh tekanan gas yang melebihi batas kemampuan yang dapat ditampung tabung separator. Hal ini dapat diatasi dengan melepaskan gas ke flare.

  • Overflow

Kasus overflow dapat menyebabkan air yang akan dipisahkan dari minyak meluap dan tercampur kembali dengan minyak. Hal ini dapat diatasi dengan mengendalikan aliran masuk dan aliran keluar tabung separator.

  • Line Plugging

Jenis partikulat yang terbawa oleh minyak kotor dapat mengendap di pipa proses sehingga menyebabkan penyumbatan aliran. Hal ini diatasi dengan melakukan pembersihan rutin pipa.

Pengontrolan yang dilakukan pada proses pemisahan ini adalah pengaturan flow inlet dan outlet, level serta tekanan pada tabung separator. Pengontrolan dibagi menjadi safety control dan process control. Keduanya harus menggunakan sensor yang berbeda. Untuk safety control, digunakan transmitter (sensor) yang tidak memberikan sinyal langsung pada control valve dan umumnya menggunakan shut down valve. Sedangkan untuk proses kontrol, digunakan transmitter yang disambungkan pada process control valve. Berikut ini contoh skema P&ID Separator horizontal tiga fasa.Image

Gambar 1. Sistem control dan instrumentasi pada separator horizontal tiga fasa.

Variabel kontrol yang digunakan yaitu tekanan dan level. Tekanan dikendalikan dengan buka-tutup SDV-1, SDV-4, PCV-1, BDV-1. Sedangkan level dikendalikan dengan buka tutup SDV-1, LCV-1, SDV-3, SDV-2, LCV-2.

Safety Control

Logika berpikir yang digunakan untuk safety (Emergency Shut Down) control dijelaskan melalui tabel berikut ini:

Transmitter

LL

HH

PT-1

SDV-1, SDV-2, SDV-3, SDV-4

SDV-1, SDV-4, BDV (open)

LT-1

SDV-3

SDV-1

LT-2

SDV-2

SDV-1

 

Jika PT-1 HH, maka SDV-1 aktif dan menutup untuk menghentikan flow inlet. SDV-4 juga menutup untuk mengisolasi potensi bahaya agar tidak berlanjut ke proses selanjutnya. BDV-1 akan membuka agar gas terbuang ke flare. Jika PT-1 LL, maka seluruh valve inlet dan outlet akan menutup karena kondisi tersebut abnormal dan proses operasi tidak perlu dilanjutkan.

Untuk mengatasi LT-1 HH, maka SDV-1 akan menutup agar air tidak bercampur dengan hasil separasi minyak. Jika LT-1 LL, maka SDV-3 akan menutup dan proses dihentikan karena level minyak yang terlalu rendah.

Untuk kondisi LT-2 HH, SDV-1 akan menutup agar level tidak terus bertambah sehingga menyebabkan bercampurnya air ke hasil separasi minyak. Sedangkan jika LT-2 LL, maka SDV-2 akan menutup untuk mencegah terbawanya minyak ke dalam line air.

Process Control

Logika berpikir untuk process control dijelaskan pada tabel berikut:

Transmitter

Actuator

HH

LL

PT-2

PCV-1

Open

Close

LT-3

LCV-1

Open

Close

LT-4

LCV-2

open

Close

 

PT-2 pada kondisi HH memberi sinyal agar PCV 1 semakin membuka untuk membuang gas ke flare. Sedangkan pada kondisi LL, PCV-1 harus menutup untuk menaikkan kembali tekanan. PCV-1 memiliki karakter fail to open sehingga pada kondisi eror(tanpa sinyal), PCV-1 cenderung membuka.

LT-3 pada kondisi LL memerintahkan LCV-1 untuk menutup sedangkan pada kondisi HH memberikan perintah membuka. LCV-1 memiliki karakter fail-to-close sehingga LCV-1 cenderung menutup pada kondisi tanpa sinyal.

LT-4 membaca level antarmuka campuran antara minyak dan air. Pada kondisi HH, LCV-2 akan membuka sedangkan pada kondisi LL, LCV-2 akan menutup. LCV-2 memiliki karakter fail-to-close sehingga LCV-2 cenderung menutup jika tidak ada sinyal.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan mengenai separator diatas, dapat disimpulkan bahwa :

  1. Separator dapat digunakan untuk memisahkan campuran zat berdasarkan sifat berat jenis yang dimilikinya.
  2. Pengontrolan pada separator dibedakan menjadi safety control dan process control.

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Anggraini, Krisnina, 2013. Sistem Kontrol dan Instrumentasi pada Separator Minyak Mentah dan Air.
  2. API Spesification 12J. Spesification for Oil and Gas Separator. (seventh edition, October 1989)
  3. Arnold, Steward, 2008. Surface Production Operations. Design of Oil handling Sytems and Facilities. Oxford: Gulf Professional Publishing.
  4. Wayne D. Monnery & William Y. Svercek. Successfully Specify Three-Phase Separator. University of Calagary. (September 1994)

RESUME KULIAH KAPITA SELEKTA MINGGU KE-11

Pemateri: Riza Muhida ( TF 1989)

Tanggal : 15 November 2013

 

Photovoltaic

Kali ini kuliah kapita selekta diisi oleh pemateri yang melanjutkan karir yang berkaitan dengan topik tugas akhirnya. Pak Riza Muhida membuat pengontrolan solar sel agar mengikuti arah matahari untuk mendapatkan energi listrik yang optimum. Saat ini beliau berkecimpung dalam pengembangan photovoltaic di Indonesia.

Prinsip photovoltaic adalah memanfaatkan sumber energi matahari yangbersifat tak terbatas, bersih, dan ada dimanapun. Indonesia memiliki kemampuan memproduksi energi 4kWh/m2/hari. Cahaya matahari menginduksi lapisan semikonduktor sehingga membentuk pasangan elektron (N) san elektron hole(P). Penumpukan P dan N menyebabkan adanya beda potensial sehingga apabila sel photovoltaic disambungkan dengan beban, akan muncul arus listrik. Tiap modul photovoltaic terdiri dari banyak sel, dan setiap sel mengandung banyak lapisan semikonduktor. Hambatan dalam pengembangan photovoltaic adalah biaya yang cukup besar untuk produksi modul PV.

Jenis penggunaan PV dibagi menjadi tiga yaitu:

  • Stand Alone: disebut juga off grid karena penggunaannya langsung pada beban, tanpa integrasi dengan sumber listrik lainnya. Biasanya digunakan baterai dan pengontrol. Sistem ini baik digunakan untuk low load(<10kWp), biasanya untuk tempat terpencil yang tidak tersambung jaringan PLN.
  • Grid Connected: tanpa menggunakan baterai karena penggunaannya digabungkan dengan listrik PLN. Hasil energi dari PV dapat dijual ke PLN apabila terjadi kelebihan. Distributed grid connection adalah penggabungan listrik yang dilakukan di tiap-tiap rumah. Sedangkan Centralized Grid Connected adalah penggabungan listrik yang dilakukan oleh PLN secara terpusat.
  • Hybrid: penggabungan hasil PV dengan sumber energi alternatif lainnya seperti energi dari angin, gelombang, dan lain sebagainya untuk memenuhi kebutuhan listrik sepanjang tahun.

Faktor yang mempengaruhi keluaran energi PV:

  • Variasi cahaya matahari sepanjang tahun, ditentukan oleh rotasi dan revolusi bumi.
  • Geometri, bergantung pada sudut yang terkena matahari.
  • Jam puncak matahari, pada jam 10-14 siang.
  • Jenis solar cell yang memiliki efisiensi tinggi.
  • Temperatur, semakin tinggi temperatur, efisiensi makin menurun.
  • Shading, bayangan harus dihindarkan dari PV, dapat diatasi dengan bypass diode.

 

Resume Kuliah Kapita Selekta Minggu ke-10

Pemateri: Randi Bayu Prathama ( TF 2002)

Tanggal : 8 November 2013

BANKING INDUSTRY INSIGHT

Kuliah kapita selekta kali ini diisi oleh pemateri yang berkarir dalam bidang perbankan. Bang Randi, mulai berkecimpung dengan dunia keuangan saat menjadi pengurus HMFT bidang badan usaha kemudian meneruskan minatnya tersebut ketika kuliah S2 di MBA Prasetya Mulya. Hal yang paling mengejutkan baginya adalah ketika mengetahui bahwa 1/3 dari teman kuliahnya di MBA adalah orang berlatar belakang teknik. Menurut pengamatannya, orang teknik lebih mudah mempelajari finance.

Pada tahun 2009-2010, Bang Randi mengikuti management trainee di DBS, Development Bank of Singapore. Awal karirnya dimulai di DBS Bank sebagai investment specialist. Tugasnya adalah mengenali market dan memberi advice dalam investasi. Tahun 2012 beliau pindah ke Royal Bank of Scotland sebagai Senior manager (Treasury Sales).

Dunia perbankan merupakan jantung dari ekonomi suatu negara. Pada kasus krisis moneter hingga 1997, masyarakat menarik dananya secara massal dari bank sehingga bank banyak yang vacum. Saat itu, langkah awal yang dilakukan oleh pemerintah adalah injeksi dana untuk menggerakkan kembali kegiatan perbankan. Salah satu bank yang mendapat bantuan dari pemerintah adalah Bank Mandiri, yang dulunya merupakan gabungan dari beberapa bank. RBS juga pernah dibantu oleh pemerintah Inggris sehingga saat ini 80% kepemilikannya dikuasai oleh pemerintah Inggris.

Tipe Produk Bank:

• Deposito

• Corporate & Consumer Loan

• Credit Card

• Wealth Management

• Trade Financing, sebagai mediator dalam kegiatan ekspor-impor.

• Cash Management, membantu mengelola keuangan perusahaan seperti gaji karyawan.

• Treasury, mengelola perputaran uang bank dalam jumlah besar.

• Debt & Capital Market

 

Bank Revenue:

• Interest income, pendapatan yang berasal dari bunga transaksi.

• Fee income, pendapatan yang berasal dari biaya-biaya yang dikenakan untuk administrasi transaksi seperti biaya untuk cash management.

 

Pekerjaan dalam perbankan dibagi menjadi dua bagian yaitu Back Office dan Front Office.

Back Office: Human Resource, Legal, Compliance (menjaga kinerja bank agar tidak menyalahi aturan dari Bank Indonesia), Audit (menilai, mengawasi, dan melaporkan kinerja setiap pegawai bank) , Operations

Front Office: Consumer Banking(melayani nasabah retail), Corporate Banking(melayani nasabah berupa perusahaan besar), Treasury & Markets(mengelola perputaran uang dalam bank).

 

Treasury & Markets:

• Money market (Dealer, Asset Liability Management)

• Trader (FX, Swap, Option, Bond Trader)

• Sales (Corporate, Financial Institution Sales)

 

Jam kerja seorang Treasury sama seperti jam kerja pada umumnya yaitu 9 jam, namun resiko kerjanya sangat tinggi sehingga harus fokus. Yang disayangkan oleh seorang Treasury di kawasan asia adalah jam kerja marketnya yang tidak beririsan dengan market Amerika. Market yang paling menguntungkan adalah market eropa karena setengah jam kerjanya beririsan dengan Asia dan setengah sisanya dengan Amerika.

Resume Kuliah Kapita Selekta Minggu ke-8

Pemateri: Fikri Muhammad Hernawan (FT 2005)

Tanggal : 25 Oktober 2013

How to Become Instrument Engineer?

Keinginan utama Bang Fikri Setelah lulus Teknik Fisika ITB adalah bekerja di Service Company seperti Schumberger.  Memang untuk beberapa orang yang aktif berkegiatan, bekerja di kantor sebisa mungkin dihindari karena dapat menimbulkan kebosanan. Untuk itu, sejak masih kuliah di tingkat 3 beliau mulai mencoba apply di beberapa perusahaan yang menawarkan pekerjaan di lapangan. Beberapa kali beliau dipanggil untuk wawancara, hingga salah satu perusahaan menerimanya. Namun karena beliau belum lulus, namanya masih terdaftar pada waiting list. Semangatnya mencari pekerjaan ini dikarenakan trauma yang dialaminya akibat gagal masuk universitas langsung setelah lulus SMA. Beliau tidak ingin mengecewakan keluarga, apalagi harus bekerja di tempat yang tidak disukai. Karena satu dan lain hal, beliau akhirnya mencoba apply ke Conoco Phillips Indonesia (COPI) setelah lulus dan akhirnya diterima.

Sesuai kelompok keahlian yang ditekuni saat kuliah, yaitu Instrumentasi dan Kontrol, beliau ditempatkan sebagai Instrument Engineer. Enam bulan pertama memang dirasa cukup membosankan karena beliau belum diberi wewenang untuk ikut melaksanakan proyek besar. Namun setelah itu, beliau mulai dipercaya untuk mengikuti beberapa proyek lapangan yang dilakukan COPI. Beliau merasakan bahwa seorang Engineer adalah orang yang mampu menyelesaikan masalah secara tepat, bukan hanya dengan menghitung dan berteori. Berikut ini salah satu video yang cukup menginspirasi mengenai seorang Engineer. http://www.youtube.com/watch?v=rp8hvyjZWHs

Sekilas tentang COPI, Bang Fikri saat ini ditempatkan di bagian On Shore Operation sehingga beberapa kali beliau harus mengunjungi lapangan di Palembang. Di Palembang terdapat 6 plant yang harus dikelola yaitu:

  1. Suban (plant terbesar)
  2. Dayung
  3. Letang
  4. Jumpal
  5. Rawa
  6. Gelam

Hasil produksi dari seluruh plant tersebut adalah gas alam yang berjumlah sekitar 200 ribu barel/hari. Gas mentah tersebut tidak seluruhnya diproses langsung oleh COPI melainkan dijual ke Caltex dan ke beberapa perusahaan di Singapore. Jumlah gas yang dijual mencapai 1000 mmcfd/hari.

Pekerjaan yang dilakukan seorang Instrument Engineer di tiap=tiap perusahaan berbeda. Ada perusahaan yang hanya meminta seorang instrument engineer untuk mengurus instrumentasi saja, ada pula yang mengurus hingga pengontrolannya. Umumnya, seorang Instrument Engineer berhubungan dengan:

  1. Project: design, installation, project commisioning.
  2. Trouble Shooting: analyzing and solving problems.
  3. Day to day operation: sizing, previewing, suggesting
  4. Study: assessment, calculation, option.

ANALISIS PENCAHAYAAN MASJID AL- IRSYAD KOTA BARU PARAHYANGAN BANDUNG

  1. Teori Dasar

Desain pencahayaan pada suatu bangunan dirancang berdasarkan tiga aspek utama yaitu daya tarik (estetika), efisiensi energi, serta kegunaan bangunan tersebut. Bangunan seperti perpustakaan, ruang kerja, laboratorium, toko perhiasan memerlukan tingkat intensitas pencahayaan 300-500 lux karena kegiatan yang dilakukan didalamnya memerlukan cahaya yang terang. Bangunan lain seperti gudang, tempat parkir, dan garasi hanya memerlukan tingkat intensitas pencahayaan 50-100 lux karena alasan efisiensi energi sistem pencahayaan. Tempat beribadah seperti masjid dan gereja menggunakan sistem pencahayaan untuk menambah kesan spiritual untuk kegiatan ibadah, umumnya diperlukan tingkat intensitas pencahayaan sekitar 200 lux. Untuk memenuhi kebutuhan pencahayaan tersebut, bangunan biasanya mempertimbangkan dua sumber pencahayaan yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.

Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan dari cahaya matahari yang dimanfaatkan untuk mengurangi penggunaan listrik pada siang hari. Menurut SNI No. 03-2396-2001, Pencahayaan alami siang hari dikatakan baik apabila:

  1. Pada siang hari antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 waktu setempat, terdapat cukup banyak cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
  2. Distribusi cahaya di dalam ruangan cukup merata dan atau tidak menimbulkan kontras yang mengganggu.

Pencahayaan buatan adalah pemcahayaan yang menggunakan sumber cahaya selain dari cahaya matahari.  Perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan diatur dalam SNI No. 03-6575-2001, masjid memiliki kriteria pencahayaan minimum sebagai berikut:

Fungsi Ruangan

Intensitas

Renderasi

Keterangan

Mesjid

 

200

1 atau 2

Untuk tempat-tempat yang membutuhkan tingkat  pencahayaan yang lebih tinggi dapat digunakan pencahayaan setempat.

Tabel 1. Kriteria Pencahayaan Minimum Masjid

Renderasi warna adalah efek psikofisik suatu sumber cahaya atau lampu terhadap warna obyek-obyek yang diterangi, dinyatakan dalam suatu angka indeks yang diperoleh berdasarkan perbandingan dengan efek warna sumber cahaya referensi pada kondisi yang sama. Nilai Ra bergantung pada jenis lampu yang digunakan.

Image 

Tabel 2. Pengelompokan Renderasi Warna

Sistem pencahayaan setempat memberikan tingkat pencahayaan pada bidang kerja yang tidak merata. Di tempat yang diperlukan untuk melakukan tugas visual yang memerlukan tingkat pencahayaan yang  tinggi, diberikan cahaya yang lebih banyak dibandingkan dengan sekitarnya. Hal ini diperoleh dengan mengkonsentrasikan penempatan armatur pada langit-langit di atas tempat tersebut.

2. Data Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan

Salah satu bangunan yang memainkan pencahayaan alami adalah Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan Bandung. Masjid ini terletak di kawasan perbukitan dengan banyak tanah lapang sehingga tidak banyak penghalang cahaya matahari.

 Image

Gambar 1. Denah Masjid Al Irsyad

Masjid ini didesain memiliki banyak lubang udara di seluruh bagian dinding yang membentuk pola kaligrafi kalimat syahadat, dua pintu masuk serta bagian mimbar yang terbuka. Cahaya yang masuk dari lubang-lubang cahaya yang ada termasuk minim karena ingin menunjukkan kesan megah dari masjid. Pada siang hari, bagian depan mimbar memiliki intensitas cahayanya sangat tinggi yaitu 290 lux sedangkan bagian lainnya didapatkan tingkat cahaya seperti pada gambar di bawah ini:

Image 

Gambar 2. Hasil Pengukuran Intensitas di Beberapa Titik

Selain pencahayaan alami, masjid ini juga menggunakan pencahayaan buatan dari lampu TL sebanyak 99 buah. Bagian lantai dari masjid ini tertutup karpet yang faktor refleksinya rendah sehingga tidak banyak pantulan cahaya dari bawah. Hal ini bermanfaat untuk mengurangi efek silau.

Image 

Gambar 3. Interior Masjid Siang Hari

3. Analisis dan Pembahasan

Sumber cahaya alami masjid Al-Irsyad paling besar diperoleh dari bagian depan mimbar. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan kesan spiritual yang dalam saat shalat. Namun kelemahan dari konsep ini adalah intensitas cahaya tidak merata sehingga terdapat beberapa daerah yang tidak mendukung untuk membaca Al-Quran. Data pengukuran intensitas cahaya alami siang hari menunjukkan persebaran cahaya yang tidak merata terutama pada bagian pojok ruangan yang tidak terjangkau oleh cahaya dari lubang cahaya. International Commission of Illumination (CIE)menyebutkan bahwa tingkat pencahayaan horisontal minimum pada masjid untuk tugas visual seperti membaca Al-Quran adalah sebesar 100 lux pada bidang kerja lantai sehingga semua masjid, khususnya masjid Al-Irsyad, harus memiliki tingkat pencahayaan yang sesuai dengan standar tersebut.

Untuk menambah intensitas cahaya pada masjid Al-Irsyad digunakan lampu sebagai sumber cahaya buatan. Jenis lampu yang digunakan adalah lampu yang memiliki renderasi diatas 70 seperti lampu flouresen standar cool daylight dan lampu flouresen super (Warm white, cool white, cool daylight). Pada bangunan masjid, sebaiknya digunakan sistem pencahayaan setempat yaitu dengan menambah intensitas cahaya di tempat-tempat tertentu sesuai kegunaannya. Bagian yang perlu ditambahkan intensitasnya adalah bagian pojok ruangan (daerah A, C, D, dan I pada Gambar 2).

4. Daftar Pustaka

  • http://www.archdaily.com/87587/al-irsyad-mosque-urbane/ (Diakses pada 22/10/13)
  • Ilham, Rhinocho F. dkk, Laporan Teknik Pencahayaan: EVALUASI PENCAHAYAAN INTERIOR PADA MASJID AL-IRSYAD BANDUNG, 2013.
  • SNI 03-6575-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung.
  • SNI 03-2396-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung

Resume Kuliah Kapita Selekta Minggu ke-5

Pemateri: Ricky Chan (Program Lead Electrical Power & Control Systems) from Rolls Royce Singapore

Tanggal: 4 Oktober 2013

Rolls Royce & More Electrical Technology

Rolls Royce merupakan Engineering Company tingkat dunia yang lebih dikenal sebagai produsen mobil kelas dunia. Namun saat ini Rolls Royce tidak lagi menjalankan bisnis mobil, namun beralih ke penyediaan Integrated Power Solution untuk civil aerospace, defence aerospace, marine, serta energi. Rolls Royce mampu membaca kebutuhan mendatang dunia industri yaitu perkembangan teknologi yang tentunya memerlukan Integrated Power Systems and Service. Value yang dimiliki Rolls Royce adalah

“TRUSTED TO DELIVER EXCELLENCE”

yang berarti Rolls Royce sangat menjaga kepercayaan pihak-pihak yang bekerja sama dengannya melalui penyediaan produk berkualitas.

Rolls Royce memiliki banyak perusahaan di berbagai negara, salah satunya Advance Technology Centre di Singapore yang memiliki 4 bidang fokus yakni:

  • Materials Support
  • Computational Engineering
  • Electric Power & Control Systems
  • Manufacturing Technology

Selain itu Rolls Royce juga menjalin kerja sama dengan beberapa universitas ternama antara lain NTU dan NUS.

 

                Perkembangan teknologi tidak lepas dari perkembangan ilmu elektronika. Pada pesawat terbang, mulai dikembangkan beberapa peralatan elektronika sebagai pengganti peralatan hydraulic. Selain itu dikembangkan pula EGTS(Electric Green Taxiing System) yang membantu pengendalian pesawat tanpa menggunakan mesin pesawat melainkan dengan Auxiliary Power Unit (APU) generator untuk motor listrik di roda utama.

                Pada kapal laut, inovasi yang dilakukan antara lain:

  • Ship holl design à wave piercing

UT 754 Offshore suppy vessel

  • Diesel Engines
  • Prupolsor Design
  • Electrical Power System
  • Deck Machinery

Untuk menjawab tantangan inovasi tersebut, Rolls Royce juga berusaha mengembangkan “more electric ship” dengan:

  • Integrated power & propulsion systems
  • Electrically driven work systems (winches, anchors,etc)
  • Electric drive propulsion systems